MAKALAH
STRUKTUR TANAH
DISUSUN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH GEOGRAFI TANAH
Dosen Pembimbing :
Drs. Sidharta Adyatma,
M.Si.
Dr.Deasy Arisanty, M.Sc
Oleh :
Desi Amelia A1A513035
Eka Nanda Puteri A1A513037
Feminin Dwi Ayuning Tyas A1A513039
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GEOGRAFI
BANJARMASIN
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tanah merupakan satu rantai di antara sistem
tubuh alam yang keberadaannya tidak dengan sendirinya, proses pembentukan
dan keberadaannya sangat dipengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti
bahan induk, iklim, topografi atau relief, vegetasi atau organisme,manusia dan
waktu.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik
tanah yang terbentuk dari komposisiantara agregat (butir) tanah dan ruang
antaragregat. Struktur tanah
dapat dibagi dalam struktur makro dan mikro. Struktur makro/struktur lapisan
bawah tanah adalah penyusunan agregat-agregat tanah satu dengan yang lainnya
sedangkan struktur mikro adalah penyusunan butir-butir primer tanah ke dalam
butir-butir majemuk/agregat-agregat yang satu sama lain dibatasi oleh bidang-bidang
belah alami. Sruktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari
butiran-butiran atanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debudan
liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti : bahan organic, oksida besi
dll. Didaerahcurah hujan yang tinggi umumnya ditemukan struktur tanah remah
atau gramuler dipermukaan dan gumpal dihorison bawah. Tanah tersusun dari
tiga fasa: fasa padatan, fasacair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi
ruang antaragregat. Struktur tanah tergantungdari imbangan ketiga faktor
penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori).
Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori)
terisi udaradan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam
makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apakah
pengertian dari struktur tanah?
2. Apa
saja macam-macam struktur tanah?
3.
Apa saja klasifikasi struktur tanah?
4.
Apa saja bentuk struktur tanah dan sifat pencirinya?
5.
Apa saja faktor yang mempengaruhi struktur tanah?
6. Apa
saja fakor yang dipengaruhi struktur tanah?
7.
Bagaimana kolerasi antara
struktur tanah dengan sifat fisik tanah lainya?
8.
Bagaimana kolerasi antara
struktur dalam bidang pertanian?
C. TUJUAN PENULISAN
Dalam menyusun
makalah ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1. Untuk
mengetahui apa itu struktur tanah
2. Untuk
mengetahui macam-macam struktur ranah.
3. Untuk mengetahui klasifikasi struktur tanah.
4. Untuk memahami bentuk struktur tanah dan sifat pencirinya.
5. Untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi struktur tanah.
6. Untuk
mengetahui fakor yang dipengaruhi struktur tanah.
7.
Untuk mengetahui kolerasi
antara struktur tanah dengan sifat fisik tanah lainya.
8.
Untuk mengetahui kolerasi
antara struktur dalam bidang pertanian.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Struktur
tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan
keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain
membentuk agregat. Dalamtinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai
susunan partikel-partikel primer menjadisatu
kelompok partikel (cluster )
yang disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembaliserta mempunyai
sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi.De
Boodt (1978) menyatakan bahwa struktur tanah berpengaruh terhadap gerakan
air,gerakan udara, suhu tanah dan hambatan mekanik perkecambahan biji serta
penetrasi akar tanaman. Karena kompleknya peran struktur, maka pengukuran
struktur tanah didekatidengan sejumlah parameter antara lain bentuk dan ukuran
agregat, agihan ukuran agregat,stabilitas agregat, persentase agregasi,
porositas (BV, BJ), agihan ukuran pori, dankemampuan menahan air.
Struktur tanah menggambarkan cara bersatunya
partikel-partikel primer tanah (pasir, debu dan liat) menjadi butir-butir
(agregat) tanah. Agregat yang terbentuk secara alami dinamakan ped. Struktur
tanah dijelaskan dalam bentuk ukuran dan tingkatan perkembangan ped (Tim
Asisten, 2010).
Menurut bentuk ped, struktur tanah dapat digolongkan dalam bentuk lempeng (platy), prismatik, kolumnar, kubus menyudut, kubus membulat (subangular blocky), kersay (granular), dan remah (crumb). Tanah yang tidak membentuk struktur dapat berupa butiran tunggal (single grain) atau massif (massa tanah tidak tidak menunjukkan bidang-bidang pemisah) (Tim Asisten, 2010).
Klasifikasi struktur tanah (bukan klasifikasi tanah yang cocok untuk usaha pertanian) sangat berkaitan dengan klasifikasi lapangan yang digunakan bagi peelaahan morfologi tanah. Secara umum komponen pengklasifikasian tanah meliputi (Kartaspoetra dan Mulyani, 1987):
Menurut bentuk ped, struktur tanah dapat digolongkan dalam bentuk lempeng (platy), prismatik, kolumnar, kubus menyudut, kubus membulat (subangular blocky), kersay (granular), dan remah (crumb). Tanah yang tidak membentuk struktur dapat berupa butiran tunggal (single grain) atau massif (massa tanah tidak tidak menunjukkan bidang-bidang pemisah) (Tim Asisten, 2010).
Klasifikasi struktur tanah (bukan klasifikasi tanah yang cocok untuk usaha pertanian) sangat berkaitan dengan klasifikasi lapangan yang digunakan bagi peelaahan morfologi tanah. Secara umum komponen pengklasifikasian tanah meliputi (Kartaspoetra dan Mulyani, 1987):
1.
Tipe struktur meliputi bentuk dan susunan agregat.
2.
Kelas struktur meliputi ukuran
3.
Derajat struktur yaitu kemantapan atau kekuatan agregat.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. STRUKTUR TANAH
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan
kecil dari tanah akbiat melekatnya butir-butir tanah satu samalain. Satu unit
struktur disebut ped. Apabila unit-unit struktur tersebut tidak terbentuk maka
dikatakan bahwa tanah tersebut tidak berstruktur. Dalam hal ini ada dua
kemungkinan yaitu : 1) Butir tunggal (single grain) = butir-butir tanah tidak
melekat satu sama lain (contoh tanah pasir); 2) Pejal (massive) = buitr-butir
tanah melekat satu sama lain dengan kuat sehingga tidak membentuk
gumpalan-gumpalan (ped).
Struktur
tanah terbentuk melalui Agregasi berbagai partikel tanah yang menghasilkan
bentuk/susunan tertentu pada tanah.Struktur tanah juga menentukan ukuran dan
jumlah rongga antar partikel tanah yang mempengaruhi pergerakan air,udara,akar tumbuhan,dan
organisme tanah.Beberapa jenis struktur tanah adalah remah,butir(granular),
lempeng, balok,prismatik, dan tiang.
Pembagian
jenis tanah yang dilakukan oleh para ilmuan ada berbagai macam.Berikut ini
adalah beberapa jenis tanah berdasarkan USDA(United States Department of
Agriculture):
1.
Entisols,adalah tanah yang terbentuk dari
sedimen vulkanik serta batuan kapur & metamorf.
2.
Histosols,adalah tanah yang terbentuk dari
pembusukkan jaringan tanaman sehingga mengandung banyak bahan organic.
3.
Inceptisols,adalah tanah mineral yang usianya
masih muda.
4.
Verticols,adalah tanah mineral dengan warna
abu kehitaman, mengandung lempung 30 % banyak terdapat di daerah beriklim
kering dan memiliki batuan induk kaya akan kation.
5.
Oxisols,adalah tanah yang mengalami pencucian
sehingga kandungan zat hara sedikit sementara kandungan alumunium dan besi
tinggi.
6.
Andisols,adalah tanah berwarna gelap yang
terbentuk dari endapan vulkanik
7.
Mollisols,adalah tanah mineral yang serupa
dgn tanah praire, terbentuk dari batuan kapur.
8.
Ultisols,adalah tanah yang berwarna
kuning-merah yang telah mengalami pencucian.
Penyipatan
strukur tanah meliputi 3 hal yaitu bentuk, tingkat perkembangan dan ukuran.
1.
Bentuk struktur tanah dibedakan menjadi :
a.
Lempeng (platy) : sumbu vertikal lebih pendek
dari sumbu horisontal.
b.
Prismatik (prismatic) : sumbu vertikal lebih
panjang dari sumbu horisontal. Sisi atas tidak membulat.
c.
Tiang (columnar) : sumbu vertikal lebih
panjang dari sumbu horisontal. Sisi-sisi atas membulat.
d.
Gumpal bersudut (angular blocky) : sumbu
vertikal sama dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
e.
Gumpal membulat (subangular blocky) : sumbu
vertikal sama dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut membulat.
f.
Granuler (granular) : membulat, atau banyak
sisi. Masing-masing buitr ped tidak porous.
g.
Remah (crumb) : membulat atau banyak sisi,
sangat porous.
2.
Tingkat Perkembangan atau Kemantapan Struktur
a.
Lemah : butir-buitr strukutr dapat dilihat,
tetapi sudah rusak dan hancur waktu diambil dari profil tanah untuk diperiksa.
b.
Sedang : butir-buitr struktur agak kuat dan
tidak hancur waktu diambil dari profil untuk diperiksa.
c.
Kuat : butir-butir struktur tidak rusak waktu
diambil dari profil tanah dan tidak hancur walaupun digerak-gerakkan.
3.
Ukuran Struktur
a.
Untuk bentuk struktur lempeng, granuler dan
remah :
·
sangat
halus/tipis :
< 1 mm.
·
halus :
1-2 mm.
·
sedang :
2-5 mm.
·
kasar/tebal :
5-10 mm.
·
sangat
kasar :
> 10 mm.
b.
Untuk bentuk struktur gumpal membulat dan
gumpal menyudut :
·
sangat
halus :
< 5 mm.
·
halus :
5-10 mm.
·
sedang :
10-20 mm.
·
kasar :
20-50 mm.
·
sangat
kasar :
> 50 mm.
c.
Untuk bentuk struktur prismatik dan tiang :
·
sangat
halus/tipis :
< 10 mm.
·
halus :
10-20 mm.
·
sedang :
20-50 mm.
·
kasar/tebal :
50-100 mm.
·
sangat
kasar :
> 100 mm.
B. MACAM-MACAM
STRUKTUR TANAH
- Struktur tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A.
- Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.
- Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).
- Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.
C. KLASIFIKASI
STRUKTUR TANAH
Banyak pakar tanah telah mencoba
mengklasifikasikan struktur tanah, tetapi hingga sekarang belum ada klasifikasi
yang dapat diterima secara umum, berangkali karena tidak ada metode pengukuran
struktur tanah yang memuaskan, yang diciptakan. Beberapa aspek struktur dapat
ditentukan dengan baik, namun belum ada cars untuk memerikan struktur ini
secara kuantitatif.
Klasifikasi berikut ini diambil dari berbagai
sumber. Klasifikasi ini banyak mengalami penyederhanaan dan penghilangan
beberapa sub-tipenya.
1.
Klasifikasi menurut bentuk struktur :
(1) Struktur sederhana (simple structure) :
bidang-bidang belahan alaminya tidak ada atau kurang jelas.
a.
Struktur berbutir tunggal (loose) :
Ini umumnya terjadi hanya di dalam pasir dan debu yang kandungan bahan
organiknya rendah. Di dalam pasir struktur berbutir tunggal ini memungkinkan
aerasi dan gerakan air kapiler berlangsung secara maksimum. Di dalam
tanah-tanah yang lainnya keadaan semacam ini justru sangat dikehendaki karena
berarti adanya pori-pori besar yang diperlukan bagi aerasi yang baik.
b.
Struktur pejal (massive) : Struktur
pejal mirip dengan struktur berbutir tunggal, kecuali bahwa struktur pejal ini
kompak (mampat)(rapat). Contohcontoh struktur pejal ini antara lain kerak-kerak
tanah yang mampat, lapisan bajak, dan lapisan-lapisan olah.
(2) Struktur gabungan (compound) : bidang-bidang
belahan alaminya jelas. Bentuk bongkahan individual tanah yang berstruktur
gabungan ini dapat diperikan menurut panjang nisbi sumbu-sumbu vertikal dan
horisontal dan bentuk ujung-ujungnya. Bentuk-bentuk bongkahan tersebut adalah :
a.
Sruktur seperti kubus, sumbu-sumbu
vertikal dan horisontalnya sama panjang.
b.
Struktur tiang (kolumner), berbentuk
prisma, sumbu-sumbu vertikal lebih panjang dibandingkan sumbu-sumbu horisontal.
Bidang-bidang belahan mendatarnya lebih banyak (merajai).
c.
Struktur lempeng (pipih), sumbu-sumbu
horisontal lebih panjang daripada sumbu-sumbu vertikal. Bidang-bidang belahan
horisontal lebih banyak.
Dilihat dari bentuk kontur ujung-ujung
bongkahannya, maka struktur tanah dapat dipilahkan menjadi :
a.
Menyudut (angular), sudut-sudut
dan ujung-ujungnya tajam dan jelas.
b.
Agak menyudut (sub-angular), sudut-sudutnya
tumpul, ujungujungnya tajam.
c.
Butiran (granular), baik
sudut-sudut maupun ujung-ujungnya tumpul.
Ujung-ujung yang tajam umumnya sebagi akibat
adanya kakas (gaya) fisika, seperti pembasahan dan pengeringan atau pembekuan
dan pencairan, sedangkan permukaan-permukaan yang tumpul disebabkan oleh bahan
asal atau pengaruhpengaruh organic.
2.
Klasifikasi menurut kekerasan agregat
Kekerasan agregat dipengaruhi oleh kandungan
lengas, banyaknya lempung, jenis/tipe lempung, watak kation-kation yang
terjerap, dan kandungan bahan organik. Kandungan lengas yang tinggi, lempung
kaolinit, kation-kation bervalensi dua, dan tingginya kandungan bahan organik
menyebabkan agregatagregat tersebut nisbi lunak.
Karena kandungan lengas merupakan pengaruh
yang menonjol terhadap kekerasan tanah, maka kekerasan agregat hendaknya
dibandingkan pada tegangan lengas yang sama.
3. Klasifikasi
menurut ukuran agregat
Karena agregat-agregat berukuran pasir lebih
menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman dibandingkan yang berukuran sangat kecil
dan yang sangat besar, maka ukuran agregat meruoakan suatu tolok-ukur
(kriteria) yang bermanfaat dalam klasifikasi struktur tanah.
Perlu dicatat bahwa suatu tanah yang tersusun
sama sekali dari zarah-zarah berukuran debu atau agregat-agregat, tidak dapat
diatus (didrainasekan) oleh kakas gravitasi, karena pori-porinya terlampau
kecil (halus). Ini memerlukan suatu tegangan sebesar 1/2 atmosfer untuk
mengosongkan sebuah pori yang bergaris tengah 0,006 mm. Sebagian besar
pori-pori di dalam debu murni berukuran lebih kecil dari ini.
4. Klasifikasi
menurut kemantapan
Agregat-agregat dapat berbeda menurut
kemampuannya dalam bertahan di bawah pengaruh tetesan air hujan atau pembenaman
ke dalam air. Kemantapan ini bergantung kepada kandungan lempung, tingkat
penjonjotan (flocculation), ikatan-ikatan bahan organik-inorganik, perekat
mikrobia terhadap agregat-agregat, dan adanya bahan-bahan perekat
mineral, misalnya oksida-oksida besi dan alumunium.
5. Klasifikasi
menurut ukuran pori
Karena akar-akar tanaman dan mikrobia hidup
di dalam ruang-ruang pori, maka klasifikasi struktur tanah menurut ukuran
porinya dapat diterima aka1. Persentase agihan ruang pori dari berbagai ukuran
dapat ditentukan dengan cara menghilangkan air dari suatu contoh tanah yang
telah dijenuhi dengan air. Data yang dihasilkan bila diplot ke dalam suatu
kurve pelepasan lengas tanah akan memberikan suatu gambaran yang bagus tentang
pola struktur suatu tanah
D.
BENTUK STRUKTUR TANAH DAN SIFAT PENCIRINYA
Klasifikasi
menurut bentuk:
1.
Struktur sederhana : bidang belahan alami tidak ada atau kurang jelas
·
Struktur berbutir
tunggal : zarah tanah yang lepas-lepas misal pada pasir dan debu
·
Struktur pejal : mirip berbutir tunggal
tetapi kompak/mampat
2.
Struktur gabungan : bidang belahan alami jelas
·
Struktur lempeng (platy)
Bentuk
lempeng sifat pencirinya :
- Sangat halus : < 1 mm
- Halus :
1-2 mm
- Sedang : 2-5 mm
- Kasar : 5-10 mm
- Sangat kasar : > 10 mm
- Terdapat pada lapisan padas liat
- Terdapat pada lapisan padas liat
·
Struktur tiang prismatik (prismatic)
Bentuk prisma sifat pencirinya :
- Sangat halus : < 10 mm
- Halus :
10-20 mm
- Sedang :
20-50 mm
- Kasar :
50-100 mm
- Sangat kasar : > 100 mm
- Berada pada daerah beriklim kering
·
Struktur tiang (columner)
Bentuk tiang sifat pencirinya :
- Sangat halus : < 10 mm
- Halus :
10-20 mm
- Sedang :
20-50 mm
- Kasar :
50-100 mm
- Sangat kasar : > 100 mm
- Tanah pada daerah beriklim kering
·
Struktur gumpal
bersudut (angular blocky)
Bentuk Gumpal Bersudut sifat pencirinya :
- Sangat halus : < 5 mm
- Halus :
5- 10 mm
- Sedang :
10-20 mm
- Kasar :20-50
mm
-Sangat kasar :
> 50 mm
- Pada daerah beriklim basah
·
Struktur gumpal
membulat (subangular blocky)
Bentuk Gumpal Membulat sifat pencirinya :
- Sangat halus : < 5 mm
- Halus :
5-10 mm
- Sedang :
10-20 mm
- Kasar :
20-50 mm
- Sangat kasar : > 50 mm
- di daerah dengan iklim basah
·
Struktur granuler
Bentuk
Glanuler sifat pencirinya :
- Sangat halus : < 1 mm
- Halus :
1-2 mm
- Sedang :
2-5 mm
- Kasar :
5-10 mm
- Sangat kasar : > 10 mm
·
Struktur remah (crumb)
Bentuk Remah sifat pencirinya :
- Sangat halus : < 1 mm
- Halus :
1-2 mm
- Sedang :
2-5 mm
- Kasar :
5-10 mm
- Sangat kasar : 10 mm
- Berbentuk bulat sangat porous
3.
Prisma (Prismatic): sumbu vertikal
tidak lebih panjang dari sumbu horizontal.
·
Jika bagian atas datar, disebut
prismatik
·
Jika bagian atas bulat disebut columnar
·
Butir
(Granular) : Ped bulat dan porous,
spheroidal. Struktur umum pada horizon A
·
Tidak berstruktur: tidak ada agregasi
·
Butir tunggal, lepas-pasir
·
masif-mampat tanpa agregat
E.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN STRUKTUR TANAH
- Bahan organicYang mana dalam pembentukan struktur tanah ini bahan organic berfungsi sebagai perekat atau lem. Bahan organik mempunyai sifat mengikat, memperbesar kemungkinan penggumpalan yang mencirikan pada agregat individual. Bahan organik berperan sebagai perekat partikel-partikel tanah sehingga jika bahan tersedia dalam jumlah banyak partikel tanah sehingga mudah menyatu dan dapat dibentuk srtuktur egregat yang kuat kemantapannya.2. Tanaman dan sisa tanaman· Tanaman membantu agregasi tanah melalui hasil excresiakar, desakan akar CO2 hasil pernafasan, rambut akar, kehilangan air tanah oleh akar, tanaman bagian atasmelindungi tanah akibat perubahan suhu, lengas dan tetesan hujan.· Sisa tanaman baik akar maupun seresah sebagai BO yang mendorong agregasi danseresah sebagai pelindung terhadap perubahan suhu dan tetesan.3. Aktivitas makhluk hidupBila didalam tanah banyak aktifitas makhluk hidupnya,maka tanah akan menjadi gembur dan akibatnya struktur tanah menjadi lemah.4. Binatang atau hewan tanahBeberapa penelitian menyatakan bahwa sebagian besar humus asli merupakanhasil metabolik kecil seperti cacing tanah, rayap, nematoda, serangga dll. Diduga cacing tanah menghasilkan agregat mantap air seberat tubuhnya dalamsatu hari sehingga semakin tinggi populasi cacing tanah semakin baik agregasinya.5. Organisme
Dalam hal ini sama saja dengan factor aktivitas makhluk hidup, yakni bila di dalam tanah banyak terdapat organisme maka tanah menjadi gembur dan berakibat pada struktur tanahnya yang menjadi lemah.6. AirAir berperan dalam pembentukan struktur tanah dengan cara:· Pembengkakan dan pengerutan· Tegangan muka· Pendinginan dan pembekuan secara cepat· Air merupakan persyaratan hidup bagi mikrobia dan tumbuhan· Air sebagai faktor iklim.7. Suhu· Pengaruh suhu sebagian besar bersifat tidak langsung· Secara fisik pengaruh suhu terhadap struktur berkaitan dengan gerakan uap, pembekuan dan pencairan,· Secara kimia suhu mempengaruhi kecepatan reaksi yang berkaitan dengan perombakan bahan organik dan pelapukan mineral· Secara biologi suhu berpengaruh pada tanaman dan mikrobia· Suhu sebagai faktor iklim banyak berpengaruh terhadap struktur tanah8. Mikrobia·Penjojotan lempung umumnya kurang memadai bagi pembentukan agregat yang mantap·Ganggang, fungi, aktinomisetes dan bakteri membentuk bahan hidup yang akanmempertahankan pengelompokan zarah tanah yang lebih efektif.9. Udara· Secara fisik peranan udara dalam pembentukan agregat berkaitan dengan teganganmuka dan peledakan udara akibat pembasahan masa tanah.· Secara kimia udara membantu pengendapan koloid Fe dan Al, kandungan CO2dalam udara tanah akan mengikat Ca yang merupakan perekat agregasi· Secara biologi udara tanah diperlukan bagi pernafasan akar dan mikrobia10. TeksturTekstur menunjukan perbandingan relatif pasir, debu dan liat dalam tanah. Tekstur juga menunjukan keadaan kasar atau halusnya suatu tanah itu,dari penjelasan diatas dilihat. hubungan antara struktur dengan tekstur tanah yaitu tekstur tanah sangat butuh peran dalam menentukan struktur tingkat kesulitan dan kemudahan daya oleh tanah dan drainase tanah. Tanah yang kemantapan rendah makin mudah diolah karena kandungan liatnya sedikit dan sebaliknya. Tekstur tanah dengan struktur tanah erat sekali hubungannya. Sebagai contohnya, bila tekstur tanahnya pasir maka struktur tanahnya granuler.11. PerakaranAkar berfungi untuk mendukung berdirinya tanaman dan mengangkut serta menyerap air dan zat – zat makanan dari dalam tanah. Bila akar tanaman tersebut kuat maka akan mengubah struktur dari tanah tersebut, yang semula gumpalan menjadi gumpal bersudut.12. ErosiTanah selalu peka terhadap erosi air. Bahan hasil erosi mungkin diendapkan di lembah-lembah sungai untuk menjadi bahan pembentuk tanah baru, atau mungkin terangkut sampai ke laut. Sehingga bila struktur tanahnya tidak mantap maka erosi akan terjadi.
F.
FAKTOR YANG DIPENGARUHI OLEH STRUKTUR TANAH
- Perakaran: Selain menjadi factor yang mempengaruhi struktur tanah, perakaran juga merupakan salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. System perakaran tanah akan lebih bagus dengan kata lain akan lebih berkembang baik jika struktur tanahnya juga tidak terlalu memadat seperti kubus atau prisma. System perakaran dalam tanah akan lebih berkembang baik jika terletak pada struktur tanah yang kersai atau remah. Misalnya bila struktur tanahnya mantap maka akar akan sulit menembus.
- Porositas: Pori besar menyediakan aerasi, infiltrasi dan drainase, pori sedang memberikankemudahan bagi penghantaran air, pori kecil sebagai tandon air yang dapatdimanfaatkan oleh tanaman. Porositas atau jumlah ruang pori yang terdapat didalam tanah merupakan salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. Semakin padat dan keras struktur tanah maka porositasnya semakin sedikit dan berkurang sebaliknya, semakin remahnya struktur tanah maka porositsnya semakin banyak.
- Agregas: Agregat tersusun dengan distribusi ukuran pori yang seimbang dan mempunyaikemantapan agregat yang tinggi. Agregat mempunyai sumbu vertikal sama atau lebihtinggi, ujungnya tumpul (bulat), berukuran pasir atau kerikil dan agregat tahan air. Ketahanan rata- rata agregat tanah melawan pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Kemantapan tergantung pada ketahanan jonjot tanah melawan daya dispersi air dan kekuatan sementasi atau pengikatan. Struktur tanah disyarati oleh tekstur, adanya bahan organik dan bahan-bahan perekat lain serta nisbah atau perbandingan antara berbagai kation yang ada dalam tanah. Struktur tanah berpengaruh penting atas regim udara dan air dalam tanah, antara hidrolik dan konsekuensinya yang berpengaruh atas pertumbuhan akar dan kegiatan biologi dalam tanah.
- Permeabilitas: Permeabilitas yang dikehendaki adalah kondisi struktur yang dapat mengembangkan tanaman, kapasitas infiltrasi besar, kapasitas perkolasi sedang dan pertukaran udara cukup.
- Kekohesifan: Kekohesifan tanah berubah-ubah sesuai dengan kandungan lengas, kekohesifanyang dikehendaki adalah kondisi struktur yang menjamin tingkat kelegasan yangdibutuhkan tanaman dalam kurun waktu yang lama. Tanah bersifat rapuh tetapi tidak terlalu longgar, bongkah tanah memiliki kokohesifan tinggi yang terhadap perusakan oleh air.
- Pergerakan
Air : Pergerakan
air ini merupakn salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanaman.
Apabila struktur tanah memiliki banyak pori maka pergerakan air cenderung
menuju ke pusat gravitasi dan kemungkinan untuk terjadi limpasan sangatlah
kecil. Begitupun sebaliknya apabila struktur tanah tersebut memiliki sedikit
pori dan tidak teguh maka pergerakan air cenderung akan mengalami limpasan/ run
off. Pergerakan air dibagi menjadi 3,
yaitu:
· Prokolasi PERKOLASI adalah pergerakan air didalam tanah.· Inviltrasi adalah pergerakan air dipermukaan tanah sebelum mencapai tanah bagian dalam.· Limpasan adalah atau disebut juga run off = air langsung mengalir kebawah.
- Daya Menahan Air: Bila strukturnya memiliki pori yang halus maka tanah memiliki daya menahan air yang lebih sedikit pula.
- Pertumbuhan Tanaman: Struktur tanahnya mantap maka akar akan sulit menembus,maka pertumbuhan tanaman akan sulit dan membutuhkan pengolahan tanah yang keras.
- Erosi: Erosi juga merupakan faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. Jika struktur tanah itu cenderung tipis dan tidak teguh maka erosi yang ditimbulkan akan semakin besar. Begitupun sebaliknya, jika struktur tanah itu cenderung tebal dan keras maka kemungkinan erosi yang terjadi cenderung sedikit atau bahkan tidak ada.
G.
KOLERASI ANTARA STRUKTUR TANAH DENGAN SIFAT
FISIK TANAH LAINYA
Tanah dinyatakan tidak berstuktur apabila
butir-butir tanah tidak melekat satu sama lainnya. Tanah yang memiliki struktur
yang baik mempunyai tata udara yank baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia
dan mudah diolah. Struktur tanah harus tidak mudah rusak jadi pori-pori tanah
tidak cepat tertutup bila hujan. Tanah yang dominan liat memiliki konsistensi yang
kuat, sehingga struktur mantap. Apabila konsistensi kuat maka struktur makin
mantap.
H.
KOLERASI ANTARA STRUKTUR DALAM BIDANG
PERTANIAN
Struktur tanah berpengaruh dalam cara
pengolahan dibidang pertanian. Apabila struktur tanah tersebut konsistensinya besar
maka pengolahannya juga membutuhkan banyak tenaga dan sebaliknya apabila tanah
tersebut berstruktur remah/kersai yang kecil daya konsistensinya maka
pengolahannya membutuhkan tenaga yang sedikit.
Selain itu tanah yang berstuktur granular memiliki banyak pori yang merupakan tata udara dan drainase yang baik. Unsur-unsur hara dan air beserta mineral yang dibutuhkan tanaman lebih mudah masuk dan mudah tersedia untuk pertumbuhan tanaman. System perakaran dari tanaman pun lebih baik, karena akar lebih mudah untuk menembus tanah dan mencari mineral dan air serta unsure hara didalam tanah.
Selain itu tanah yang berstuktur granular memiliki banyak pori yang merupakan tata udara dan drainase yang baik. Unsur-unsur hara dan air beserta mineral yang dibutuhkan tanaman lebih mudah masuk dan mudah tersedia untuk pertumbuhan tanaman. System perakaran dari tanaman pun lebih baik, karena akar lebih mudah untuk menembus tanah dan mencari mineral dan air serta unsure hara didalam tanah.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi,
tersusun dari masa padat, cair dan gas yang terdapat di permukaan bumi, berasal
dari hasil pelapukan batuan dan atau dekomposisi bahan organik. Tanah merupakan
lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh &
berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara; secara kimiawi.
Struktur tanah merupakan
gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akbiat melekatnya butir-butir tanah satu
samalain. Satu unit struktur disebut ped. Apabila unit-unit struktur tersebut
tidak terbentuk maka dikatakan bahwa tanah tersebut tidak berstruktur. Dalam
hal ini ada dua kemungkinan yaitu : 1) Butir tunggal (single grain) =
butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (contoh tanah pasir); 2) Pejal
(massive) = buitr-butir tanah melekat satu sama lain dengan kuat sehingga tidak
membentuk gumpalan-gumpalan (ped).
B. SARAN
Makalah
ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk untuk memahami tentang tanah
dan struktur tanah lebih dalam lagi. Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan untuk memahami tentang
struktur tanah. Dalam makalah ini tentunya masih sangat terbatas penjelasannya.
Oleh karena itu, kami harapkan bagi para
pembaca bisa menambah dari referensi lain sehingga dapat menunjang keberhasilan
pembelajaran matakuliah Geografi Tanah.
DAFTAR
ACUAN TEORI
http://www.scribd.com/doc/39532788/Makalah-Dasar-Ilmu-Tanah-Struktur
(Di akses pada 1 November 2014)
http://helmysuhendar.blogspot.com/2013/03/makalah-tanah-struktur-jenis-teksture.html (Di akses pada 1 November 2014)
https://nabilussalam.wordpress.com/2011/09/30/struktur-tanah/
(Di akses pada 4 November 2014)
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar