Sabtu, 13 Juni 2015

STRUKTUR TANAH



MAKALAH

STRUKTUR TANAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH GEOGRAFI TANAH
Dosen Pembimbing :
Drs. Sidharta Adyatma, M.Si.
Dr.Deasy Arisanty, M.Sc


Oleh :

Desi Amelia                                                  A1A513035
Eka Nanda Puteri                                       A1A513037
Feminin Dwi Ayuning Tyas                      A1A513039


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
BANJARMASIN
2014
 

 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Tanah merupakan satu rantai di antara sistem tubuh alam yang keberadaannya tidak dengan sendirinya, proses pembentukan dan keberadaannya sangat dipengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti bahan induk, iklim, topografi atau relief, vegetasi atau organisme,manusia dan waktu.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisiantara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Struktur tanah dapat dibagi dalam struktur makro dan mikro. Struktur makro/struktur lapisan bawah tanah adalah penyusunan agregat-agregat tanah satu dengan yang lainnya sedangkan struktur mikro adalah penyusunan butir-butir primer tanah ke dalam butir-butir majemuk/agregat-agregat yang satu sama lain dibatasi oleh bidang-bidang belah alami. Sruktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran atanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debudan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti : bahan organic, oksida besi dll. Didaerahcurah hujan yang tinggi umumnya ditemukan struktur tanah remah atau gramuler dipermukaan dan gumpal dihorison bawah. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasacair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantungdari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak  pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udaradan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air




B.     RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari struktur tanah?
2. Apa saja macam-macam struktur tanah?
3. Apa saja klasifikasi struktur tanah?
4. Apa saja bentuk struktur tanah dan sifat  pencirinya?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi struktur tanah?
6. Apa saja fakor yang dipengaruhi struktur tanah?
7. Bagaimana kolerasi antara struktur tanah dengan sifat fisik tanah lainya?
8. Bagaimana kolerasi antara struktur dalam bidang pertanian?


C.    TUJUAN PENULISAN
Dalam menyusun makalah ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui apa itu struktur tanah
2. Untuk mengetahui macam-macam struktur ranah.
3. Untuk mengetahui klasifikasi struktur tanah.
4. Untuk memahami bentuk struktur tanah dan sifat  pencirinya.
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi struktur tanah.
6. Untuk mengetahui fakor yang dipengaruhi struktur tanah.
7. Untuk mengetahui kolerasi antara struktur tanah dengan sifat fisik tanah lainya.
8. Untuk mengetahui kolerasi antara struktur dalam bidang pertanian.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat. Dalamtinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadisatu kelompok partikel (cluster ) yang disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembaliserta mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi.De Boodt (1978) menyatakan bahwa struktur tanah berpengaruh terhadap gerakan air,gerakan udara, suhu tanah dan hambatan mekanik perkecambahan biji serta penetrasi akar tanaman. Karena kompleknya peran struktur, maka pengukuran struktur tanah didekatidengan sejumlah parameter antara lain bentuk dan ukuran agregat, agihan ukuran agregat,stabilitas agregat, persentase agregasi, porositas (BV, BJ), agihan ukuran pori, dankemampuan menahan air.
Struktur tanah menggambarkan cara bersatunya partikel-partikel primer tanah (pasir, debu dan liat) menjadi butir-butir (agregat) tanah. Agregat yang terbentuk secara alami dinamakan ped. Struktur tanah dijelaskan dalam bentuk ukuran dan tingkatan perkembangan ped (Tim Asisten, 2010).
Menurut bentuk ped, struktur tanah dapat digolongkan dalam bentuk lempeng (platy), prismatik, kolumnar, kubus menyudut, kubus membulat (subangular blocky), kersay (granular), dan remah (crumb). Tanah yang tidak membentuk struktur dapat berupa butiran tunggal (single grain) atau massif (massa tanah tidak tidak menunjukkan bidang-bidang pemisah) (Tim Asisten, 2010).
            Klasifikasi struktur tanah (bukan klasifikasi tanah yang cocok untuk usaha pertanian) sangat berkaitan dengan klasifikasi lapangan yang digunakan bagi peelaahan morfologi tanah. Secara umum komponen pengklasifikasian tanah meliputi (Kartaspoetra dan Mulyani, 1987):
1. Tipe struktur meliputi bentuk dan susunan agregat.
2. Kelas struktur meliputi ukuran
3. Derajat struktur yaitu kemantapan atau kekuatan agregat.



BAB III
PEMBAHASAN


A.    STRUKTUR TANAH
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akbiat melekatnya butir-butir tanah satu samalain. Satu unit struktur disebut ped. Apabila unit-unit struktur tersebut tidak terbentuk maka dikatakan bahwa tanah tersebut tidak berstruktur. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yaitu : 1) Butir tunggal (single grain) = butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (contoh tanah pasir); 2) Pejal (massive) = buitr-butir tanah melekat satu sama lain dengan kuat sehingga tidak membentuk gumpalan-gumpalan (ped).
Struktur tanah terbentuk melalui Agregasi berbagai partikel tanah yang menghasilkan bentuk/susunan tertentu pada tanah.Struktur tanah juga menentukan ukuran dan jumlah rongga antar partikel tanah yang mempengaruhi pergerakan air,udara,akar tumbuhan,dan organisme tanah.Beberapa jenis struktur tanah adalah remah,butir(granular), lempeng, balok,prismatik, dan tiang.
Pembagian jenis tanah yang dilakukan oleh para ilmuan ada berbagai macam.Berikut ini adalah beberapa jenis tanah berdasarkan USDA(United States Department of Agriculture):
1.            Entisols,adalah tanah yang terbentuk dari sedimen vulkanik serta batuan kapur & metamorf.
2.            Histosols,adalah tanah yang terbentuk dari pembusukkan jaringan tanaman sehingga  mengandung banyak bahan organic.
3.            Inceptisols,adalah tanah mineral yang usianya masih muda.
4.            Verticols,adalah tanah mineral dengan warna abu kehitaman, mengandung lempung 30 % banyak terdapat di daerah beriklim kering dan memiliki batuan induk kaya akan kation.
5.            Oxisols,adalah tanah yang mengalami pencucian sehingga kandungan zat hara sedikit sementara kandungan alumunium dan besi tinggi.
6.            Andisols,adalah tanah berwarna gelap yang terbentuk dari endapan vulkanik
7.            Mollisols,adalah tanah mineral yang serupa dgn tanah praire, terbentuk dari batuan kapur.
8.            Ultisols,adalah tanah yang berwarna kuning-merah yang telah mengalami pencucian.

Penyipatan strukur tanah meliputi 3 hal yaitu bentuk, tingkat perkembangan dan ukuran.
1.      Bentuk struktur tanah dibedakan menjadi :
a.    Lempeng (platy) : sumbu vertikal lebih pendek dari sumbu horisontal.
b.    Prismatik (prismatic) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horisontal. Sisi atas tidak membulat.
c.    Tiang (columnar) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horisontal. Sisi-sisi atas membulat.
d.   Gumpal bersudut (angular blocky) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
e.    Gumpal membulat (subangular blocky) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut membulat.
f.     Granuler (granular) : membulat, atau banyak sisi. Masing-masing buitr ped tidak porous.
g.    Remah (crumb) : membulat atau banyak sisi, sangat porous.

2.      Tingkat Perkembangan atau Kemantapan Struktur
a.    Lemah : butir-buitr strukutr dapat dilihat, tetapi sudah rusak dan hancur waktu diambil dari profil tanah untuk diperiksa.
b.    Sedang : butir-buitr struktur agak kuat dan tidak hancur waktu diambil dari profil untuk diperiksa.
c.    Kuat : butir-butir struktur tidak rusak waktu diambil dari profil tanah dan tidak hancur walaupun digerak-gerakkan.


3.      Ukuran Struktur
a.    Untuk bentuk struktur lempeng, granuler dan remah :
·            sangat halus/tipis                   : < 1 mm.
·            halus                                      : 1-2 mm.
·            sedang                                   : 2-5 mm.
·            kasar/tebal                             : 5-10 mm.
·            sangat kasar                          : > 10 mm.
b.    Untuk bentuk struktur gumpal membulat dan gumpal menyudut :
·           sangat halus                          : < 5 mm.
·           halus                                      : 5-10 mm.
·           sedang                                   : 10-20 mm.
·           kasar                                      : 20-50 mm.
·           sangat kasar                          : > 50 mm.
c.    Untuk bentuk struktur prismatik dan tiang :
·            sangat halus/tipis                   : < 10 mm.
·            halus                                      : 10-20 mm.
·            sedang                                   : 20-50 mm.
·            kasar/tebal                             : 50-100 mm.
·            sangat kasar                          : > 100 mm.

B.     MACAM-MACAM STRUKTUR TANAH
  1. Struktur tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A. 
  2. Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm. 
  3. Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited). 
  4. Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.


C.    KLASIFIKASI STRUKTUR TANAH
Banyak pakar tanah telah mencoba mengklasifikasikan struktur tanah, tetapi hingga sekarang belum ada klasifikasi yang dapat diterima secara umum, berangkali karena tidak ada metode pengukuran struktur tanah yang memuaskan, yang diciptakan. Beberapa aspek struktur dapat ditentukan dengan baik, namun belum ada cars untuk memerikan struktur ini secara kuantitatif.
Klasifikasi berikut ini diambil dari berbagai sumber. Klasifikasi ini banyak mengalami penyederhanaan dan penghilangan beberapa sub-tipenya.
1.      Klasifikasi menurut bentuk struktur :
(1) Struktur sederhana (simple structure) : bidang-bidang belahan alaminya tidak ada atau kurang jelas.
a.      Struktur berbutir tunggal (loose) : Ini umumnya terjadi hanya di dalam pasir dan debu yang kandungan bahan organiknya rendah. Di dalam pasir struktur berbutir tunggal ini memungkinkan aerasi dan gerakan air kapiler berlangsung secara maksimum. Di dalam tanah-tanah yang lainnya keadaan semacam ini justru sangat dikehendaki karena berarti adanya pori-pori besar yang diperlukan bagi aerasi yang baik.
b.      Struktur pejal (massive) : Struktur pejal mirip dengan struktur berbutir tunggal, kecuali bahwa struktur pejal ini kompak (mampat)(rapat). Contohcontoh struktur pejal ini antara lain kerak-kerak tanah yang mampat, lapisan bajak, dan lapisan-lapisan olah.
(2) Struktur gabungan (compound) : bidang-bidang belahan alaminya jelas. Bentuk bongkahan individual tanah yang berstruktur gabungan ini dapat diperikan menurut panjang nisbi sumbu-sumbu vertikal dan horisontal dan bentuk ujung-ujungnya. Bentuk-bentuk bongkahan tersebut adalah :
a.      Sruktur seperti kubus, sumbu-sumbu vertikal dan horisontalnya sama panjang.
b.      Struktur tiang (kolumner), berbentuk prisma, sumbu-sumbu vertikal lebih panjang dibandingkan sumbu-sumbu horisontal. Bidang-bidang belahan mendatarnya lebih banyak (merajai).
c.       Struktur lempeng (pipih), sumbu-sumbu horisontal lebih panjang daripada sumbu-sumbu vertikal. Bidang-bidang belahan horisontal lebih banyak.

Dilihat dari bentuk kontur ujung-ujung bongkahannya, maka struktur tanah dapat dipilahkan menjadi :
a.      Menyudut (angular), sudut-sudut dan ujung-ujungnya tajam dan jelas.
b.      Agak menyudut (sub-angular), sudut-sudutnya tumpul, ujungujungnya tajam.
c.       Butiran (granular), baik sudut-sudut maupun ujung-ujungnya tumpul.
Ujung-ujung yang tajam umumnya sebagi akibat adanya kakas (gaya) fisika, seperti pembasahan dan pengeringan atau pembekuan dan pencairan, sedangkan permukaan-permukaan yang tumpul disebabkan oleh bahan asal atau pengaruhpengaruh organic.

2.      Klasifikasi menurut kekerasan agregat
Kekerasan agregat dipengaruhi oleh kandungan lengas, banyaknya lempung, jenis/tipe lempung, watak kation-kation yang terjerap, dan kandungan bahan organik. Kandungan lengas yang tinggi, lempung kaolinit, kation-kation bervalensi dua, dan tingginya kandungan bahan organik menyebabkan agregatagregat tersebut nisbi lunak.
Karena kandungan lengas merupakan pengaruh yang menonjol terhadap kekerasan tanah, maka kekerasan agregat hendaknya dibandingkan pada tegangan lengas yang sama.

3.      Klasifikasi menurut ukuran agregat
Karena agregat-agregat berukuran pasir lebih menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman dibandingkan yang berukuran sangat kecil dan yang sangat besar, maka ukuran agregat meruoakan suatu tolok-ukur (kriteria) yang bermanfaat dalam klasifikasi struktur tanah.
Perlu dicatat bahwa suatu tanah yang tersusun sama sekali dari zarah-zarah berukuran debu atau agregat-agregat, tidak dapat diatus (didrainasekan) oleh kakas gravitasi, karena pori-porinya terlampau kecil (halus). Ini memerlukan suatu tegangan sebesar 1/2 atmosfer untuk mengosongkan sebuah pori yang bergaris tengah 0,006 mm. Sebagian besar pori-pori di dalam debu murni berukuran lebih kecil dari ini.

4.      Klasifikasi menurut kemantapan
Agregat-agregat dapat berbeda menurut kemampuannya dalam bertahan di bawah pengaruh tetesan air hujan atau pembenaman ke dalam air. Kemantapan ini bergantung kepada kandungan lempung, tingkat penjonjotan (flocculation), ikatan-ikatan bahan organik-inorganik, perekat mikrobia terhadap agregat-agregat, dan adanya bahan-bahan perekat mineral, misalnya oksida-oksida besi dan alumunium.

5.      Klasifikasi menurut ukuran pori
Karena akar-akar tanaman dan mikrobia hidup di dalam ruang-ruang pori, maka klasifikasi struktur tanah menurut ukuran porinya dapat diterima aka1. Persentase agihan ruang pori dari berbagai ukuran dapat ditentukan dengan cara menghilangkan air dari suatu contoh tanah yang telah dijenuhi dengan air. Data yang dihasilkan bila diplot ke dalam suatu kurve pelepasan lengas tanah akan memberikan suatu gambaran yang bagus tentang pola struktur suatu tanah
D.      BENTUK STRUKTUR TANAH DAN SIFAT  PENCIRINYA
Klasifikasi menurut bentuk:
1.  Struktur sederhana : bidang belahan alami tidak ada atau kurang jelas
·         Struktur berbutir tunggal : zarah tanah yang lepas-lepas misal pada pasir dan debu
·         Struktur pejal : mirip berbutir tunggal tetapi kompak/mampat
2.  Struktur gabungan : bidang belahan alami jelas
·         Struktur lempeng (platy)
Bentuk lempeng sifat pencirinya :
- Sangat halus        : < 1 mm
- Halus                   : 1-2 mm
- Sedang                : 2-5 mm
- Kasar                   : 5-10 mm
- Sangat kasar        : > 10 mm
- Terdapat pada lapisan padas liat

·         Struktur tiang prismatik (prismatic)
Bentuk prisma sifat pencirinya :
- Sangat halus       : < 10 mm
- Halus                  : 10-20 mm
- Sedang               : 20-50 mm
- Kasar                  : 50-100 mm
- Sangat kasar       : > 100 mm
- Berada pada daerah beriklim kering

·         Struktur tiang (columner)
Bentuk tiang sifat pencirinya :
- Sangat halus        : < 10 mm
- Halus                   : 10-20 mm
- Sedang                : 20-50 mm
- Kasar                   : 50-100 mm
- Sangat kasar        : > 100 mm
- Tanah pada daerah beriklim kering

·         Struktur gumpal bersudut (angular blocky)
      Bentuk Gumpal Bersudut sifat pencirinya :
- Sangat halus        : < 5 mm
- Halus                   : 5- 10 mm
- Sedang                : 10-20 mm
- Kasar                   :20-50 mm
-Sangat kasar         : > 50 mm
- Pada daerah beriklim basah
·         Struktur gumpal membulat (subangular blocky)
Bentuk Gumpal Membulat sifat pencirinya :
- Sangat halus        : < 5 mm
- Halus                   : 5-10 mm
- Sedang                : 10-20 mm
- Kasar                   : 20-50 mm
- Sangat kasar        : > 50 mm
- di daerah dengan iklim basah
·         Struktur granuler 
     Bentuk Glanuler sifat pencirinya :
- Sangat halus        : < 1 mm
- Halus                   : 1-2 mm
- Sedang                : 2-5 mm
- Kasar                   : 5-10 mm
- Sangat kasar        : > 10 mm
·         Struktur remah (crumb)
Bentuk Remah sifat pencirinya :
- Sangat halus        : < 1 mm
- Halus                   : 1-2 mm
- Sedang                : 2-5 mm
- Kasar                   : 5-10 mm
- Sangat kasar        :  10 mm
- Berbentuk bulat sangat porous
3.  Prisma (Prismatic): sumbu vertikal tidak lebih panjang dari sumbu horizontal.
·         Jika bagian atas datar, disebut prismatik 
·         Jika bagian atas bulat disebut columnar 
·         Butir (Granular) : Ped bulat dan porous, spheroidal. Struktur umum pada horizon A
·         Tidak berstruktur: tidak ada agregasi
·         Butir tunggal, lepas-pasir 
·         masif-mampat tanpa agregat


E.           FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN STRUKTUR TANAH
  1.              Bahan organic
                Yang mana dalam pembentukan struktur tanah ini bahan organic berfungsi sebagai perekat atau lem. Bahan organik mempunyai sifat mengikat, memperbesar kemungkinan penggumpalan yang mencirikan pada agregat individual. Bahan organik berperan sebagai perekat partikel-partikel tanah sehingga jika bahan tersedia dalam jumlah banyak partikel tanah sehingga mudah menyatu dan dapat dibentuk srtuktur egregat yang kuat kemantapannya.

    2.      Tanaman dan sisa tanaman
    ·         Tanaman membantu agregasi tanah melalui hasil excresiakar, desakan akar CO2 hasil pernafasan, rambut akar, kehilangan air tanah oleh akar, tanaman bagian atasmelindungi tanah akibat perubahan suhu, lengas dan tetesan hujan.
    ·         Sisa tanaman baik akar maupun seresah sebagai BO yang mendorong agregasi danseresah sebagai pelindung terhadap perubahan suhu dan tetesan.

    3.      Aktivitas makhluk hidup
                Bila didalam tanah banyak aktifitas makhluk hidupnya,maka tanah akan menjadi gembur dan akibatnya struktur tanah menjadi lemah.


    4.      Binatang atau hewan tanah
                    Beberapa penelitian menyatakan bahwa sebagian besar humus asli merupakanhasil metabolik kecil seperti cacing tanah, rayap, nematoda, serangga dll. Diduga cacing tanah menghasilkan agregat mantap air seberat tubuhnya dalamsatu hari sehingga semakin tinggi populasi cacing tanah semakin baik agregasinya.

    5.      Organisme
    Dalam hal ini sama saja dengan factor aktivitas makhluk hidup, yakni bila di dalam tanah banyak terdapat organisme maka tanah menjadi gembur dan berakibat pada struktur tanahnya yang menjadi lemah.
    6.      Air
                Air berperan dalam pembentukan struktur tanah dengan cara:
    ·         Pembengkakan dan pengerutan
    ·         Tegangan muka
    ·         Pendinginan dan pembekuan secara cepat
    ·         Air  merupakan persyaratan hidup bagi mikrobia dan tumbuhan
    ·         Air sebagai faktor iklim.

    7.      Suhu
    ·         Pengaruh suhu sebagian besar bersifat tidak langsung
    ·         Secara fisik pengaruh suhu terhadap struktur berkaitan dengan gerakan uap, pembekuan dan pencairan,
    ·         Secara kimia suhu mempengaruhi kecepatan reaksi yang berkaitan dengan perombakan bahan organik dan pelapukan mineral
    ·         Secara biologi suhu berpengaruh pada tanaman dan mikrobia
    ·         Suhu sebagai faktor iklim banyak berpengaruh terhadap struktur tanah

    8.              Mikrobia
    ·Penjojotan lempung umumnya kurang memadai bagi pembentukan agregat yang mantap
    ·Ganggang, fungi, aktinomisetes dan bakteri membentuk bahan hidup yang akanmempertahankan pengelompokan zarah tanah yang lebih efektif.
    9.      Udara
    ·         Secara fisik peranan udara dalam pembentukan agregat berkaitan dengan teganganmuka dan peledakan udara akibat pembasahan masa tanah.
    ·         Secara kimia udara membantu pengendapan koloid Fe dan Al, kandungan CO2dalam udara tanah akan mengikat Ca yang merupakan perekat agregasi
    ·         Secara biologi udara tanah diperlukan bagi pernafasan akar dan mikrobia

    10.  Tekstur
    Tekstur menunjukan perbandingan relatif pasir, debu dan liat dalam tanah. Tekstur juga menunjukan keadaan kasar atau halusnya suatu tanah itu,dari penjelasan diatas dilihat. hubungan antara struktur dengan tekstur tanah yaitu tekstur tanah sangat butuh peran dalam menentukan struktur tingkat kesulitan dan kemudahan daya oleh tanah dan drainase tanah. Tanah yang kemantapan rendah makin mudah diolah karena kandungan liatnya sedikit dan sebaliknya. Tekstur tanah dengan struktur tanah erat sekali hubungannya. Sebagai contohnya, bila tekstur tanahnya pasir maka struktur tanahnya granuler.

    11.  Perakaran
    Akar berfungi untuk mendukung berdirinya tanaman dan mengangkut serta menyerap air dan zat – zat makanan dari dalam tanah. Bila akar tanaman tersebut kuat maka akan mengubah struktur dari tanah tersebut, yang semula gumpalan menjadi gumpal bersudut.

    12.  Erosi
    Tanah selalu peka terhadap erosi air. Bahan hasil erosi mungkin diendapkan di lembah-lembah sungai untuk menjadi bahan pembentuk tanah baru, atau mungkin terangkut sampai ke laut. Sehingga bila struktur tanahnya tidak mantap maka erosi akan terjadi.

F.     FAKTOR YANG DIPENGARUHI OLEH STRUKTUR TANAH 
  1. Perakaran: Selain menjadi factor yang mempengaruhi struktur tanah, perakaran juga merupakan salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. System perakaran tanah akan lebih bagus dengan kata lain akan lebih berkembang baik jika struktur tanahnya juga tidak terlalu memadat seperti kubus atau prisma. System perakaran dalam tanah akan lebih berkembang baik jika terletak pada struktur tanah yang kersai atau remah. Misalnya bila struktur tanahnya mantap maka akar akan sulit menembus.
  2.  Porositas: Pori besar menyediakan aerasi, infiltrasi dan drainase, pori sedang memberikankemudahan bagi penghantaran air, pori kecil sebagai tandon air yang dapatdimanfaatkan oleh tanaman. Porositas atau jumlah ruang pori yang terdapat didalam tanah merupakan salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. Semakin padat dan keras struktur tanah maka porositasnya semakin sedikit dan berkurang sebaliknya, semakin remahnya struktur tanah maka porositsnya semakin banyak. 
  3. Agregas: Agregat tersusun dengan distribusi ukuran pori yang seimbang dan mempunyaikemantapan agregat yang tinggi. Agregat mempunyai sumbu vertikal sama atau lebihtinggi, ujungnya tumpul (bulat), berukuran pasir atau kerikil dan agregat tahan air. Ketahanan rata- rata agregat tanah melawan pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Kemantapan tergantung pada ketahanan jonjot tanah melawan daya dispersi air dan kekuatan sementasi atau pengikatan. Struktur tanah disyarati oleh tekstur, adanya bahan organik dan bahan-bahan perekat lain serta nisbah atau perbandingan antara berbagai kation yang ada dalam tanah. Struktur tanah berpengaruh penting atas regim udara dan air dalam tanah, antara hidrolik dan konsekuensinya yang berpengaruh atas pertumbuhan akar dan kegiatan biologi dalam tanah. 
  4. Permeabilitas: Permeabilitas yang dikehendaki adalah kondisi struktur yang dapat mengembangkan tanaman, kapasitas infiltrasi besar, kapasitas perkolasi sedang dan pertukaran udara cukup. 
  5.  Kekohesifan: Kekohesifan tanah berubah-ubah sesuai dengan kandungan lengas, kekohesifanyang dikehendaki adalah kondisi struktur yang menjamin tingkat kelegasan yangdibutuhkan tanaman dalam kurun waktu yang lama. Tanah bersifat rapuh tetapi tidak terlalu longgar, bongkah tanah memiliki kokohesifan tinggi yang terhadap perusakan oleh air. 
  6. Pergerakan Air : Pergerakan air ini merupakn salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanaman. Apabila struktur tanah memiliki banyak pori maka pergerakan air cenderung menuju ke pusat gravitasi dan kemungkinan untuk terjadi limpasan sangatlah kecil. Begitupun sebaliknya apabila struktur tanah tersebut memiliki sedikit pori dan tidak teguh maka pergerakan air cenderung akan mengalami limpasan/ run off. Pergerakan air dibagi menjadi 3, yaitu:
    ·         Prokolasi PERKOLASI adalah pergerakan air didalam tanah.
    ·         Inviltrasi adalah pergerakan air dipermukaan tanah sebelum mencapai tanah bagian dalam.
    ·         Limpasan adalah atau disebut juga run off = air langsung mengalir kebawah. 
                             
  7. Daya Menahan Air: Bila strukturnya memiliki pori yang halus maka tanah memiliki daya menahan air yang lebih sedikit pula. 
  8. Pertumbuhan Tanaman: Struktur tanahnya mantap maka akar akan sulit menembus,maka pertumbuhan tanaman akan sulit dan membutuhkan pengolahan tanah yang keras.
  9.  Erosi: Erosi juga merupakan faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. Jika struktur tanah itu cenderung tipis dan tidak teguh maka erosi yang ditimbulkan akan semakin besar. Begitupun sebaliknya, jika struktur tanah itu cenderung tebal dan keras maka kemungkinan erosi yang terjadi cenderung sedikit atau bahkan tidak ada.

G.    KOLERASI ANTARA STRUKTUR TANAH DENGAN SIFAT FISIK TANAH LAINYA
Tanah dinyatakan tidak berstuktur apabila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lainnya. Tanah yang memiliki struktur yang baik mempunyai tata udara yank baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah harus tidak mudah rusak jadi pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila hujan. Tanah yang dominan liat memiliki konsistensi yang kuat, sehingga struktur mantap. Apabila konsistensi kuat maka struktur makin mantap.

H.    KOLERASI ANTARA STRUKTUR DALAM BIDANG PERTANIAN
Struktur tanah berpengaruh dalam cara pengolahan dibidang pertanian. Apabila struktur tanah tersebut konsistensinya besar maka pengolahannya juga membutuhkan banyak tenaga dan sebaliknya apabila tanah tersebut berstruktur remah/kersai yang kecil daya konsistensinya maka pengolahannya membutuhkan tenaga yang sedikit.
Selain itu tanah yang berstuktur granular memiliki banyak pori yang merupakan tata udara dan drainase yang baik. Unsur-unsur hara dan air beserta mineral yang dibutuhkan tanaman lebih mudah masuk dan mudah tersedia untuk pertumbuhan tanaman. System perakaran dari tanaman pun lebih baik, karena akar lebih mudah untuk menembus tanah dan mencari mineral dan air serta unsure hara didalam tanah.







BAB IV
PENUTUP


A.  KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi, tersusun dari masa padat, cair dan gas yang terdapat di permukaan bumi, berasal dari hasil pelapukan batuan dan atau dekomposisi bahan organik. Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi.
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akbiat melekatnya butir-butir tanah satu samalain. Satu unit struktur disebut ped. Apabila unit-unit struktur tersebut tidak terbentuk maka dikatakan bahwa tanah tersebut tidak berstruktur. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yaitu : 1) Butir tunggal (single grain) = butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (contoh tanah pasir); 2) Pejal (massive) = buitr-butir tanah melekat satu sama lain dengan kuat sehingga tidak membentuk gumpalan-gumpalan (ped).

B.  SARAN
Makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk untuk memahami  tentang tanah dan struktur tanah lebih dalam lagi. Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan untuk memahami tentang struktur tanah. Dalam makalah ini tentunya masih sangat terbatas penjelasannya. Oleh karena itu,  kami harapkan bagi para pembaca bisa menambah dari referensi lain sehingga dapat menunjang keberhasilan pembelajaran matakuliah Geografi Tanah.




DAFTAR ACUAN TEORI



·       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar